Warga Desa Pudun Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, digegerkan dengan penampakan harimau Sumatera di kebun warga. Warga yang berada di lokasi langsung kabur saat mendengar auman.
“Info berawal dari masyarakat Pudun Jae berinisial KH yang sedang menderes di kebun (Tor Maronjak Saba Siminjak) sekitar jam 14.00 WIB yang mengatakan melihat satwa Harimau Sumatera (HS) melintas sekitar 40 meter dari lokasinya berdiri,” ungkap Ketua Tim Humas BBKSDA Sumut Alfianto Siregar, Minggu (1/6/2025).
“Saat itu yang kelihatan adalah bagian punggung, kaki belakang dan ekor yang berwarna kuning berbelang, lalu mendengar suara auman, karena takut Pak KH langsung berlari dan mengajak anaknya pulang ke kampung,” lanjut Alfianto.
Alfianto menyebut, KH langsung melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Dusun I Pudun Jae. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke perangkat desa dan Kades serta Babinsa dari Polsek Batunadua dan musyawarah guna menghimbau masyarakat yang ke ladang.
Selanjutnya, Tim Polsek Batunadua, Koramil, KSDA Sumut dan dibantu masyarakat melakukan monitoring dan verifikasi jejak ke lokasi setelah diskusi dengan KH dan masyarakat, kepala Dusun I, II dan Sekdes.
Dari hasil pengecekan tersebut, Alfianto menyebut pihaknya belum menemukan jejak dari harimau Sumatera.
“Hasil Pengecekan di dua lokasi yang disebutkan masyarakat Desa Pudun Jae tidak ditemukan jejak baik tapak kaki maupun cakaran. Karena tanahnya adalah tanah keras, kering dan ditutupi serasah daun karet kering,” jelas Alfianto.
“Lokasi berada di kawasan APL merupakan kebun karet, dengan kemiringan sekitar 15 derajat berjarak sekitar 3 KM dari pemukiman. Landskap satu hamparan dengan Kawasan SM Barumun,” sambungnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Terkait hal ini, Alfianto juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam sepekan ke depan dan diminta untuk tidak beraktivitas di kebun sendirian.
“Dalam jangka waktu satu Minggu ini tetap waspada, jika ke kebun/sawah jangan sendirian, tidak terlalu pagi di atas jam 08.00 WIB dan sudah kembali sore hari (paling lambat jam 16.00 WIB) serta tidak memasang jerat/berburu,” ucapnya.
Di samping itu, Alfianto menyebut jika tim akan merencanakan tindak lanjut dengan melakukan pemantauan hingga melakukan patroli sapu jerat.
“Memantau kondisi dan informasi dimasyarakat dan jika ada temuan lebih lanjut akan dilakukan pemasangan kamera jebakan (camera trap). Kemudian patroli sapu jerat sebagai kegiatan antisipasi yang dapat berpotensi melukai HS,” tutup Alfianto.