Warkop ‘Koboi’ Legendaris di Karo, Tempat Ngopi Penjajah-Pejuang Kemerdekaan

Posted on

Lawas dan nyentrik, kata yang terlintas di pikiran saat memasuki warung kopi (Warkop) Surya Indah Top di Jalan Lintas Medan-Kutacane tepatnya di Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Warkop ‘Koboi’ ini disebut menjadi tempat ngopinya tentara penjajah hingga pejuang kemerdekaan Indonesia di masa lampau.

Saat menyambangi lokasi, Jumat (29/5/2025) lalu, anak muda hingga orang tua terlihat asyik menyeruput kopinya sambil bercengkrama. Segala hal dibicarakan, mulai dari soal lahan pertanian hingga pembicaraan remeh temeh antar teman.

Warkop ini berada di simpang empat di pusat Tiga Binanga. Sekitar 110 kilometer dari Kota Medan atau waktu tempuh 3 jam ke lokasi.

Keberadaan warkop ini disebut berada di tengah-tengah lintas Medan-Kutacane. Banyak pengendara yang berhenti di warkop ini di masa lalu karena jarang ada tempat beristirahat seperti saat ini.

Arsitektur dan dekorasi bangunan masih mempertahankan gaya zaman dulu dengan langit-langit tinggi dan terbuat dari papan. Sehingga saat suhu panas, suasana di dalam warkop tetap adem.

Di satu sisi, terdapat foto Charles Bronson, aktor kebangsaan Amerika Serikat yang terkenal dengan perannya di film koboi yang diidolakan di eranya. Terdapat juga foto pria yang mirip Charles Bronson yang belakangan diketahui sosok generasi kedua dari pengelola warkop ini.

Saat memesan minuman, terdapat sejumlah menu yang cukup otak menebak komposisinya. Seperti kopi manis rasa bobot, kopi manis rasa puas, kopi manis rasa terang. Semuanya bisa ditambahkan dengan susu maupun cokelat.

Selain itu, ada juga menu cokelat susu Holland dan susu nambo dingin. Menariknya, ada menu teh pribumi gratis.

Setelah memesan, mata asyik melihat kelihaian Darul Kamal Lingga Gayo (53) meracik pesanan kopi susu rasa bobot. Darul Kamal merupakan generasi ketiga yang mengelola warkop legendaris ini.

Gelas kopi terlebih dulu disiram dengan air panas. Setelah itu, tangan Darul terlihat lihai meramu kopi hingga tersuguhkan minuman yang dipesan.

Usai menyajikan pesanan, Darul bercerita tentang warkop yang dikelolanya ini. Warkop ini disebut berdiri sekitar 1911.

“Tepatnya tidak tahu, tapi sebelum kemerdekaan, ada yang bilang 1911 ya sekitar itulah,” kata Darul Kamal sembari menyeruput kopinya.

Pada 1948 pada saat agresi militer Belanda, warkop ini sempat hangus terbakar. Namun ada spekulasi jika saat itu, sejumlah bangunan di Tiga Binanga sengaja dibakar.

“Tapi di tahun 1948 ini terbakar, ada yang bilang karena agresi Belanda kedua, ada yang bilang karena dibakar sengaja karena banyak di sini, tapi yang jelas pada saat agresi militer Belanda kedua ini,” ucapnya.

Bangunan awal warkop ini dapat dilihat di seberang jalan. Masih ada bangunan yang berdiri kokoh persis seperti bangunan awal warkop ini yang tidak terbakar di masa itu.

Pada 1952, mereka kemudian membangun kembali bangunan warkop seperti yang saat ini. Saat itu, etnis Tionghoa yang banyak mendiami wilayah ini menjadi tukang dalam pembangunan ini.

“Dibangun lagi pada tahun 1952, ini dibangun sama tukang-tukang Tiongkok,” ujarnya.

Jauh sebelum terbakar, warkop ini disebut kerap menjadi tempat para penjajah untuk menikmati kopi. Begitu juga dengan pejuang kemerdekaan Indonesia juga menjadikan warkop ini sebagai persinggahan.

“Ceritanya kalau masih zaman penjajahan inikan masih bercampur kedai kelontong dan kedai kopi, pejuang ada yang ngopi, orang Belanda itu pun ada yang ngopi di sini,” sebutnya.

Kenapa Dinamai Warkop Koboi. Baca Halaman Berikutnya…

Di masa Orde Baru, sejumlah pejabat pernah juga datang ke warkop ini. Seperti Mantan Menteri Koperasi Bustanil Arifin hingga Menteri Penerangan Harmoko.

“Dulu menteri-menteri Orde Baru Bustanil Arifin, Harmoko mampir ke sini. Kalau dulu mampir dia, jalan ini ditutup,” bebernya.

Lebih lanjut, Darul menjelaskan kenapa warkop ini kerap dikenal orang sebagai Charles Bronson atau koboi. Darul menjelaskan jika ayahnya mengidolakan dan mirip dengan Charles Bronson.

Ayahnya, Syamsul Bahri, kerap berpakaian necis dengan sepatu saat menjaga warkop ini. Di kepalanya, sebuah topi Moris, topi koboi, bakal melekat selama menyajikan kopi.

“Mengidolakan Charles Bronson dan dia mirip, jadi memang sengaja dipertahankan gaya-gaya koboi lah. Ayah selalu memakai topi Moris itu, maka dikenallah kedai kopi ini kedai kopi Charles Bronson,” ujarnya.

Menu-menu unik ini sendiri baru diciptakan sekitar 1969 oleh ayahnya. Nama-nama menu itu kemudian menjadi salah satu daya tarik di luar rasa kopi yang begitu nikmat.

“Kopi berbobot ini istilahnya dibuat sama ayah saya, kopi yang kental, strong lah istilahnya, menjadi unik memang karena namanya, membuat orang pengen tahu, tahun 1969 lah dibikin menu ini sama ayah saya,” tutupnya.

Untuk harga sendiri, masih tergolong cocok di kantong. Untuk segelas kopi hitam masih di harga Rp 6 ribu per gelasnya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *