Sebanyak 1,6 juta orang datang untuk menyaksikan Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau. Selain itu, jumlah wisatawan asing juga melonjak drastis.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rakhmat mengungkap kunjungan selama even digelar ada 1,6 juta lebih. Dari jumlah itu ada kenaikan wisatawan mancanegara.
“Wisman naik drastis, ini angka yang sangat signifikan untuk kunjungan Pacu Jalur,” kata Roni, Rabu (27/9/2025).
Kunjungan wisatawan mancanegara naik drastis. Tercatat ada 1.374 orang wisman datang untuk menyaksikan langsung tradisi budaya di Kota Jalur.
Tidak hanya menonton saja, wisman yang datang rata-rata menjajal langsung perahu sepanjang 35 meter tersebut. Mayoritas mereka penasaran bagaimana penari cilik dapat gagah dan tegap menari di atas jalur.
“Wisatawan asing tahun ini cukup luar biasa antusiasnya untuk nonton Pacu Jalur. Total ada 1.374 orang dari tahun lalu itu puluhan orang,” kata Roni.
Wisman yang nonton Pacu Jalur berasal dari berbagai negara seperti Nigeria, Morocco, Turki, Slovenia, Brazil, Malaysia, Singapura hingga Amerika Serikat.
Peningkatan kunjungan ini dinilai menjadi trend positif bagi pariwisata daerah di Riau. Khususnya even-even tradisional yang rutin digelar sejak 125 tahun silam.
Amoge Ezike misalnya, wanita berusia 28 tahun asal Nigeria itu datang menyaksikan Pacu Jalur usai viral di media sosial. Dia datang bersama empat sahabatnya yang berbeda negara yakni Walaa Boughabi (21) asal Morocco, Elif Leyal Uğraş (21) asal Turki, Vesna Polanec (23) asal Slovenia dan Lara Vervloet Carvalho (28) asal Brazil.
“Kami di Indonesia sebenarnya sedang ada kegiatan di Pekanbaru. Lalu kami tertarik melihat pacu jalur setelah melihat viral ada anak-anak menari di atas perahu,” katanya.
Baginya, Pacu Jalur semakin menarik untuk disaksikan langsung. Termasuk melihat tradisi dan budaya masyarakat di Kuantan Singingi.
“Itu menarik, kami bisa melihat udaya tempat kami berada. Bagaimana kegiatan dan komunitas masyarakat setempat. Ya, kami melihat ini viral karena tarian Pacu Jalur, aura farming,” kata Amoge.
“Kami sudah keliling, kami mencoba semua yang ada. Termasuk kami naik perahu yang difasilitasi penyelenggara,” katanya.