6 Kucing Lokal Indonesia yang Tak Banyak Diketahui

Posted on

Kucing yang populer di Indonesia kebanyakan dari luar negeri seperti persia; british short hair; ragdoll; dan lain-lain. Tapi jangan salah, di Indonesia juga ada kucing lokal yang tidak kalah bagus dengan kucing-kucing tersebut.

Biasanya kucing lokal dijuluki kucing kampung. Kucing oren atau kucing oyen menjadi salah satu kucing kampung yang cukup terkenal.

Berikut ini sederet jenis kucing lokal Indonesia yang keberadaannya jarang diketahui. Simak sampai akhir ya!

Kucing liar ini punya gigi taring sangat panjang dan tajam. Bentuknya mirip gigi hewan purba kucing gigi pedang yang sudah punah, Smilodon populator, yang juga disebut harimau gigi pedang, dijelaskan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) dalam laman resminya.

Macan dahan Sunda hidup di Sumatera (N. d. sumatraensis) dan Kalimantan (N. d. borneoensis). Macan dahan di Sumatera hidup di pepohonan untuk menghindari harimau Sumatera, sedangkan macan dahan di Kalimantan kerap turun ke tanah dan jadi predator puncak di habitatnya.

Besar macan dahan Sunda sekitar 4 kali lebih kecil dari harimau Sumatera, tetapi 5 kali lebih besar daripada kucing domestik pada umumnya. Beda dengan harimau, kucing ini tidak bisa mengaum karena struktur rahangnya berbeda.

Kucing endemik di Pulau Raas, Madura, Jawa Timur ini hidup di pulau karang. Mukanya agak persegi, hidung mirip singa, dan telinga tajam mencuat ke atas, dikutip dari portal Indonesia.go.id.

Kucing busok Raas sekilas mirip kucing biru Rusia dan kucing bulu pendek Inggris (british short hair), yang juga spesies Felix catus. Tekstur rambut kucing busok lebih tebal dari kucing kampung pada umumnya.

Kucing ini sempat dijadikan cinderamata bagi pengunjung Pulau Garap pada 1990-an, tetapi kemudian dilarang Pemerintah Kabupaten Sumenep karena jumlahnya makin berkurang di habitat aslinya.

Jika dibawa keluar dari pulau, maka kucing lokal ini harus disteril atau dikebiri dulu untuk menjaga kemurnian rasnya. Pelestarian kucing busok juga memanfaatkan mitos, antara lain hewan ini disebut mendatangkan nasib baik pada warga dan membawanya keluar pulau akan mendatangkan sial.

Kucing bakau pandai berenang, bisa memangsa hewan yang dua kali ukuran tubuhnya. Kakinya berselaput, ekornya yang kuat dapat menjadi alat bantu kemudi saat renang, sedangkan rambutnya membentuk lapisan yang hampir kedap air, dikutip dari BBC Wildlife Magazine.

Kucing pemancing ini makan ikan, kepiting, ular, burung, mamalia kecil, dan amfibi. Hidup di Asia Tenggara dan Asia Selatan, hewan ini berstatus rentan punah berdasarkan Daftar Merah Spesies Terancam IUCN. Perubahan fungsi lahan, perburuan liar, dan konflik dengan masyarakat membuat keberadaan kucing unik ini rentan.

Kucing macan tutul Sunda tampak seperti macan tutul versi mini. Kaki panjang dan lebih ramping, kepala bulat, moncong pendek dan sempit, serta telinga bulat besar, dikutip dari IUCN/SSC Cat Specialist Group.

Beberapa subspesies kucing macan tutul Sunda menunjukkan tempat hidupnya, antara lain di P. b. borneoensis di Kalimantan, P. b. javenensis di Jawa dan Bali, dan P. b. sumatranus di Sumatera dan pulau lepas pantai Tebingtinggi, Sumatera Utara. Beberapa subspesies juga hidup di Filipina. Kucing ini dilarang diburu di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Kucing langka ini hidup di Kalimantan, Sumatera dan semenanjung Malaysia. Peneliti Chela Powell dan Muhammad Iqbal dalam Oryx: The International Journal of Conservation, Cambridge University Press (15 September 2021) melaporkan kucing ini tampak di semenanjung Kampar, Riau 11 kali dalam 4 tahun via kamera jebak di kawasan hutan rawa gambut di sana.

Diketahui, semenanjung Kampar mengalami alih fungsi hutan, pengeringan lahan gambut, dan kebakaran yang disebabkan manusia. Kucing kepala datar masuk daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai hewan terancam punah.

Kucing liar kecil ini hidup di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kucing marmer hidup di pepohonan di hutan tropis lembap dan hutan campuran berdaun lebat dan hijau abadi, dikutip dari laman Thai National Parks.

Kucing marmer juga merupakan satwa yang dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Jika menemukannya, warga dapat menyerahkannya ke petugas berwenang agar dapat kembali ke habitatnya, dijelaskan dalam laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan.

Kucing Merah Kalimantan atau Kucing Teluk Kalimantan (Catopuma badia)Kucing endemik Kalimantan ini hidup di Sabah, Serawak, dan hutan Kalimantan, Indonesia. Hewan liar terancam punah ini punya rambut merah kartanye gelap dengan bintik-bintik samar.

Kucing merah Kalimantan hidup di hutan dataran rendah, hutan rawan, dan perbukitan pada ketinggian sekitar 500 meter. Hewan nokturnal ini jarang ditemukan di daerah terbuka atau dekat aktivitas manusia. Selang 20 tahun sejak 2003, kucing ini tertangkap kamera inventarisasi kawasan di Kaman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2023, dikutip dari infoKalimantan.

Jenis Kucing Lokal Indonesia yang Jarang Diketahui

1. Macan Dahan Sunda (Neofelis diardi)

2. Kucing Busok Raas (Felix catus)

3. Kucing Bakau (Prionailurus viverrinus)

4. Kucing Macan Tutul Sunda (Prionailurus javanensis)

5. Kucing Kepala Datar (Prionailurus planiceps)

6. Kucing Marmer atau Kucing Batu

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *