Antusias Orang Tua Antarkan Anak ke Sekolah Rakyat di Medan

Posted on

Wahyu Mulyani (50) sesekali melihat ke dalam kelas 7C pagi ini. Ia begitu semangat melihat sang anak Wahyu Aulia menjalani tahun ajaran baru di Balai Sentra Bahagia, Medan.

Ya, Wahyu Aulia merupakan satu dari puluhan siswa-siswi yang mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat yang perdana dilaksanakan di Sumut.

“Senang sekali, bolak-balik saya lihat ke dalam kelas semangat sekali dia. Tadi kami juga berangkat dari Medan Labuhan pagi-pagi ya, jam 06.30 WIB karena anaknya semangat enggak mau ketinggalan kelas,” ungkap Mulyani kepada infoSumut, Senin (14/7/2025).

Mulyani bercerita dirinya terbantu dengan hadirnya Sekolah Rakyat ini. Ia kini tidak perlu memikirkan biaya sekolah maupun pengeluaran untuk perlengkapan sekolah lantaran ditanggung penuh dari program Sekolah Rakyat.

“Terbantu kali lah, biaya sekolah enggak ada lagi, baju dan sepatu sekolah juga ditanggung, jadi banyak dibantu lah enggak mikirin tentang biaya sekolah untuk anak saya satu ini,” ujarnya.

Namun begitu, dirinya cukup berat melepas sang anak yang harus masuk asrama Sekolah Rakyat. Di sebelah dirinya terdapat dua buah tas besar yang berisikan pakaian sang anak.

“Sedih ya harus berpisah sama anak cuma ya namanya menuntut ilmu harus bisa kuat-kuat lah, demi masa depan dia apalagi ini dibiayai gratis,” kata Mulyani.

Berdasarkan pantauan infoSumut, puluhan siswa di kelas tampak menyimak informasi dari pengajar. Pengajar tersebut menjelaskan mengenai fasilitas sekolah.

“Di Sekolah Rakyat ini lebih mantap pembelajarannya dari sekolah biasa, di sini ada smart box terus papan tulisnya baru,” kata seorang pengajar yang disambut antusias para siswa.

Para siswa kelas 7C Sekolah Rakyat Menengah Pertama 2 ini cukup tertib mengikuti arahan pengajar di kelas. Mereka pun mulai tampak akrab satu sama lain.

Di antaranya ada Adib, siswa asal Labuhan Deli ini mengaku senang dapat masuk ke Sekolah Rakyat ini. Ia menyukai fasilitas mulai dari kelas baru hingga fasilitas lapangan yang bagus.

Namun begitu, ia mengaku cukup sedih harus berpisah dengan orang tua lantaran Sekolah Rakyat ini menggunakan sistem boarding school atau asrama.

“Senang, kelasnya enak terus lapangannya luas. Tapi agak sedih karena nanti mamak pulang kan tinggal ke sini. Diingetin mamak jangan berantam nanti dikeluarkan dari sini, disuruh baik-baik,” kata Adib.

Lebih lanjut, ia juga mengaku cukup senang lantaran orang tuanya kini tak perlu memikirkan biaya sekolah lagi.

“Tadi udah kenalan sama teman-teman baru, baik-baik. Semoga bisa betah, mamak sekarang enggak mikirkan uang sekolah lagi, baju sekolah,” ucapnya.

Senang Sekolah Baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *