Apakah Timun Dapat Menurunkan Kolesterol? Begini Penjelasannya

Posted on

Kolesterol merupakan zat lemak yang secara alami diproduksi oleh liver dan ditemukan dalam darah. Kolesterol berfungsi untuk berbagai aspek dalam tubuh. Namun, akan menjadi masalah jika jumlah kolesterol dalam tubuh berlebihan.

Kadar kolesterol yang tinggi dalam aliran darah terutama disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak termasuk dalam pola makan yang mendukung kesehatan jantung. Oleh karena itu, banyak individu berupaya mencari cara untuk menekan kadar kolesterol.

Nah, salah satu yang sering terdengar yaitu dengan mengonsumsi timun. Lantas, apakah timun bisa menurunkan kolesterol? Berikut ulasannya.

Dikutip infoHealth dari Times of India, timun mengandung kadar pektin, yakni jenis serat larut alami yang membantu menurunkan kadar kolesterol darah, membuang racun, dan menjaga kesehatan jantung.

Para ahli juga percaya bahwa mentimun bisa menurunkan kadar kolesterol, trigliserida hingga batas tertentu, dan mengendalikan peningkatan gula darah.

Selain itu, mentimun atau timun juga mengandung sterol tanaman, yaitu senyawa yang punya efek dalam menurunkan kolesterol. Dengan makan timun secara teratur, dapat membantu mengurangi kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, sehingga bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Terkait hal itu, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa timun mengandung antioksidan flavonoid dan tanin. Hal itu membantu melawan radikal bebas dan mengurangi risiko kerusakan sel.

Timun juga mengandung kadar serat yang tinggi sehingga membantu mengurangi kolesterol jahat di dalam darah.

“Timun bisa dikonsumsi kapan saja tanpa batasan. Biasanya mengandung serat tinggi akan menimbulkan efek kenyang yang lama,” jelasnya pada infocom, beberapa waktu lalu.

Tetapi, dr Aru menekankan untuk tetap menyeimbangkan dengan pola makan yang sehat. Hal ini karena tubuh memerlukan sumber makanan lain, seperti protein, karbohidrat, serat, dan elemen-elemen elektrolit yang membuat tubuh sehat.

“Jadi tidak bisa cuma makan timun saja,” tambah dr Aru.