Buah merupakan sumber alami vitamin dan antioksidan. Namun, karena kandungan gula alami pada buah membuat para pengidap diabetes ragu untuk mengonsumsinya.
Padahal, bagi mereka yang hidup dengan diabetes, mengkonsumsi buah tetap penting dalam pola makan sehari-hari.
Dilansir infoHealth, buah yang mengandung karbohidrat akan diproses tubuh menjadi gula. Namun masih tergolong sehat dan dibutuhkan untuk mendukung fungsi otak serta sel darah merah.
Buah juga memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga bisa membantu menyeimbangkan kadar gula alami yang terkandung di dalamnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Serat memperlambat pencernaan,” jelas Kate Patton, MEd, RD, CSSD, LD, ahli diet dari Cleveland Clinic.
“Itu membantu kita merasa kenyang lebih lama dan mencegah lonjakan gula darah.”
Selain itu, kandungan berbagai nutrisi penting pada buah seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan bisa berperan menurunkan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.
Pada dasarnya semua buah baik untuk dikonsumsi, bahkan bagi pengidap diabetes. Namun, agar lebih aman dan tepat, pemilihan buah sebaiknya mempertimbangkan indeks glikemik (IG),
yakni ukuran seberapa cepat makanan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah.
Indeks glikemik diukur dalam skala 0 hingga 100. Makanan dengan nilai IG rendah, memiliki angka 50 atau kurang, dianggap tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara signifikan.
Berikut 16 buah dengan indeks glikemik rendah yang aman untuk dikonsumsi pengidap diabetes antara lain:
Secara umum, buah terbaik untuk pengidap diabetes atau siapapun adalah buah segar. Buah utuh dalam kondisi segar atau beku sebaiknya menjadi pilihan utama karena kaya akan serat dan berbagai nutrisi penting.
“Buah dan sayur dengan warna berbeda memiliki vitamin, mineral, dan antioksidan yang berbeda pula,” ujar Patton.
“Untuk mendapatkan semua manfaatnya, carilah buah dan sayur yang berwarna-warni, mulai dari stroberi merah hingga blackberry ungu tua dan semua warna di antaranya.”
Artikel ini telah tayang di infoHealth, baca selengkapnya
