Cegah Stroke di Usia Muda dengan Aktivitas Fisik Ini

Posted on

Lebih dari sepertiga masyarakat Indonesia masih kurang melakukan aktivitas fisik secara rutin. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tercatat pula bahwa sebanyak 96 persen penduduk belum memenuhi asupan buah dan sayur harian yang dianjurkan.

Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, dua kebiasaan tersebut menjadi pemicu utama meningkatnya risiko penyakit seperti stroke, diabetes, dan obesitas.

Jika sebelumnya stroke lebih banyak menyerang orang di atas usia 45 tahun, kini usia penderita kian bergeser ke kelompok yang lebih muda. Bahkan, kasus stroke mulai banyak ditemukan pada generasi milenial dan generasi Z.

DokterRezaAdityaArpandy,SpS, selaku Direktur Medik danKeperawatan RS Pusat Otak Nasional, menjelaskan bahwa peningkatan kejadian stroke pada usia muda disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat serta kondisi penyakitpenyerta yang tidak dikelola dengan baik.

“Stroke, termasuk pada usia muda, umumnya berkaitan dengan faktor risiko yang bisa dicegah, tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi (dislipidemia), gula darah tinggi (diabetes), merokok, obesitas, hingga kurangnya aktivitas fisik,” katanya dilansir infoHealth, Kamis (22/5/2025).

Menurut dr. Elina Widiastuti dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), ada berbagai jenis kegiatan fisik dan olahraga yang efektif dalam menurunkan risiko stroke.

Ia menyebutkan bahwa aktivitas fisik berperan penting dalam menjaga kesehatan otak, membantu meredakan kecemasan serta stres yang bisa memicu stroke, serta memperkuat kerja jantung dan sistem peredaran darah.

Setidaknya ada tiga jenis aktivitas fisik yang dianjurkan untuk pencegahan stroke. Yang pertama adalah olahraga aerobik seperti berjalan kaki, lari, bersepeda, dan berenang.

“Aktivitas aerobik dengan intensitas sedang dilakukan 3-5 kali per minggu atau 150-300 menit per minggu,” saran dia, dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5/2025).

“Jadi, aktivitas yang dilakukan seperti berjalan dan sebagainya dapat dibagi menjadi 30 menit setiap harinya dan dilakukan selama 5 kali dalam seminggu,” lanjutnya.

Olahraga untuk memperkuat otot juga memiliki peran penting, karena mampu meningkatkan kekuatan tubuh, fungsi motorik, serta menurunkan risiko stroke yang berulang.

“Penguatan otot seperti gym, yoga, atau pilates, yang disarankan dilakukan 2-3 kali seminggu,” saran dia.

Selain itu, penting juga untuk mengurangi waktu duduk yang berlebihan atau aktivitas sedentari yang minim gerakan.

“Kalau misalnya dalam sehari kita banyak duduk kita harus mulai menguranginya, dengan cara seperti yang dilakukan di luar negeri. Di kantor-kantor yang dulunya bekerja sambil duduk, sekarang bisa berdiri. Jadi, tidak hanya duduk aktivitas sehari-harinya dan memperbanyak langkah itu adalah salah satu yang dapat dilakukan,” jelas dr Elina.