Wakil Bupati Deli Serdang Lom Lom Suwondo menyebut Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Nahdliyin. Hal itu dia utarakan saat merespons aksi unjukrasa kader dari organisasi Islam, Al-Washliyah.
Lalu seperti apa sejarah dari Deli Serdang? Berikut ulasan singkatnya.
Melansir situs resmi Pemkab Deli Serdang pada Selasa (27/5/2025), wilayah Deli Serdang dulunya merupakan kekuasaan dari Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan, Serdang Bedagai.
Wilayah ini resmi menjadi daerah otonomi dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1984 tentang Undang-Undang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1965.
Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang kemudian dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus. Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984.
Kabupaten Deli Serdang kemudian dimekarkan menjadi dua wilayah yakni Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai sesuai dengan UU Nomor 36 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003.
Setelah berpisah dengan Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang dipimpin keluarga Amri Tambunan selama 5 periode. Amri Tambunan yang merupakan tokoh Nahdlatul Ulama ini menjadi Bupati Deli Serdang mulai tahun 2004 hingga tahun 2014.
Kepemimpinan Deli Serdang kemudian berpindah ke adik dari Amri Tambunan, Ashari Tambunan. Ashari yang kini menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PKB itu pernah menjabat sebagai Bupati Deli Serdang selama dua periode yaitu tahun 2014 hingga tahun 2024.
Selesai Ashari Tambunan, Deli Serdang sempat dipimpin Ali Yusuf Siregar. Kader NasDem itu merupakan Wakil Bupati yang menggantikan Ashari karena saat itu maju menjadi calon anggota legislatif.
Pada Pilkada 2024, keluarga Tambunan kembali memenangkan kontestasi politik itu di Deli Serdang. Asri Ludin Tambunan, anak dari Amri Tambunan, yang terpilih menjadi Bupati Deli Serdang.