Ratusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Buleleng tidak lancar membaca dan menulis. Gubernur Bali Wayan Koster berencana mengecek kemampuan membaca para siswa di daerah lain.
“Di kabupaten lain jangan-jangan juga ada,” ujar Koster saat diwawancarai di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Rabu (16/4/2025), melansir infoBali.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Koster sudah melakukan koordinasi dengan Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra terkait permasalahan yang dialami siswa tersebut. Koster meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menelusuri kembali temuan itu. Seharusnya, dia berujar, kemampuan membaca sudah tuntas di bangku sekolah dasar (SD).
“Ini kan agak aneh juga benar apa nggak? Karena kan pasti sudah melewati SD kan 6 tahun. Kelas 3 sudah bisa baca, tulis, hitung kan seharusnya. Kalau itu benar, pendidikan kita harus diperkuat, terutama calistung,” jelas Ketua DPD PDIP Bali itu.
Soal ratusan siswa SMP belum bisa membaca dengan lancar sebelumnya diungkapkan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng I Made Sedana. Berdasarkan data yang dihimpun dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Buleleng, terdapat sekitar 400-an siswa SMP yang kesulitan membaca.
Sedana mengatakan, faktor utama persoalan ini bisa terjadi karena kebijakan naik kelas otomatis atau program tuntas tanpa mengukur penguasaan kompetensi dasar siswa.