BKSDA mengungkap penyebab kematian Harimau Sumatera bernama Bakas. Sebelumnya harimau itu mati saat dipindahkan ke penangkaran Lembaga Konservasi Lembah Hijau.
Dilansir infoSumbagsel, satwa liar itu sebelum mati disebut menunjukkan prilaku agresif dengan membenturkan diri ke bagian kandang.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Lampung BKSDA Bengkulu Itno Itoyo menjelaskan bahwa kepala harimau tersebut terbentur kandang penangkaran.
“Harimau ini telah dipindah ke kandang perawatan, namun sesaat kemudian, Harimau menunjukkan perilaku sangat agresif dengan menabrakan dirinya pada bagian dinding dan pintu kandang perawatan berulang sebanyak tiga kali,” katanya dalam keterangannya yang diterima infoSumbagsel, Minggu (9/11/2025).
“Pada benturan yang ketiga, harimau terjatuh diikuti kejang-kejang serta tidak lagi menunjukkan respons gerak dan segera dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan sehingga dinyatakan harimau telah mati,” sambungnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Selanjutnya, petugas melakukan proses autopsi terhadap bangkai Bakas untuk mengetahui penyebab kematiannya. Hasilnya diketahui terdapat pendarahan pada otaknya.
“Berdasarkan surat pemeriksaan pasca kematian yang dilakukan bedah bangkai pada 7 November 2025 pukul 19.40 disimpulkan bahwa penyebab kematian harimau adalah pendarahan pada otak akibat benturan benda tumpul yang menyebabkan kematian otak (brain death),” jelasnya.
Saat ini, bangkai Harimau Bakas masih berada di LK Lembah Hijau untuk proses pengawetan.
“Untuk tindak lanjut, kadaver harimau saat ini diamankan di PPS Lampung dan akan dititipkan sementara di LK Lembah Hijau,” ujarnya.
Diketahui Bakas masuk kandang jebak di Kabupaten Lampung Barat pada Selasa (28/10/2025). Pada tubuhnya ditemukan luka jerat.
Artikel ini telah tayang di infoSumbagsel, baca selengkapnya
