Memiliki tubuh dengan berat badan yang sehat dan ideal adalah dambaan banyak orang. Sayangnya, perjalanan menurunkan berat badan tidak selalu berjalan mulus. Pada sebagian orang, berat badan bisa saja sulit turun, bahkan tetap stuck meski pola makan sudah diatur sedemikian rupa. Lalu, apa penyebabnya?
Ternyata, penurunan berat badan bukan hanya ditentukan oleh pola makan saja. Ada berbagai faktor lain yang ikut memengaruhi keberhasilannya.
Dilansir infoHealth dari Healthline, berikut beberapa alasan kenapa diet ketat tidak selalu langsung membuat angka timbangan bergerak turun:
Di era serba cepat, banyak orang terbiasa makan terburu-buru. Padahal, makan dengan penuh kesadaran (mindful eating) justru jauh lebih efektif untuk menurunkan berat badan.
Mindful eating dilakukan dengan makan perlahan, tanpa gangguan, sambil menikmati setiap gigitan. Cara ini membuat tubuh lebih peka terhadap sinyal kenyang sehingga kita tahu kapan harus berhenti makan.
Beberapa penelitian menunjukkan, makan dengan tenang dan tidak terburu-buru dapat membantu merasa kenyang lebih cepat dan mendukung keberhasilan diet dalam jangka panjang.
Protein adalah nutrisi kunci dalam proses penurunan berat badan. Pola makan tinggi protein terbukti dapat membantu mengontrol berat badan sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung.
Protein membuat rasa kenyang bertahan lebih lama serta menjaga pengeluaran energi saat istirahat yang disebut resting energy expenditure. Hal ini terjadi berkat pengaruh protein terhadap hormon pengatur nafsu makan seperti ghrelin.
Selain itu, cukup protein juga membantu mencegah berat badan naik kembali setelah berhasil diturunkan.
Olahraga teratur berperan besar dalam menurunkan berat badan. Baik olahraga aerobik maupun latihan kekuatan, seperti angkat beban, terbukti efektif berdasarkan banyak penelitian.
Namun, olahraga saja tidak cukup. Kombinasi dengan pola makan yang tepat tetap diperlukan agar hasilnya optimal.
Salah satu penyebab utama berat badan susah turun meski sudah diet adalah masih sering mengonsumsi minuman manis. Minuman ini biasanya tinggi kalori tetapi rendah nutrisi.
Minuman manis bahkan disebut sebagai salah satu faktor terbesar pemicu kenaikan berat badan dalam pola makan modern. Kalori dari minuman tidak disadari tubuh, sehingga otak tidak mengurangi asupan makanan lain untuk mengimbanginya.
Ini bukan hanya soal minuman kemasan, tetapi juga jus buah. Meski terlihat sehat, jus buah tetap tinggi gula jika diminum berlebihan. Lebih baik pilih buah potong agar seratnya tetap terjaga.
Kualitas tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan tubuh, mental, sekaligus berat badan. Namun, banyak orang harus begadang karena tuntutan aktivitas maupun pekerjaan.
Kurang tidur dikenal sebagai salah satu faktor risiko terbesar obesitas. Menariknya, tidur terlalu banyak pun juga dikaitkan dengan risiko yang sama.
Rekomendasi waktu tidur yakni 7-8 jam per malam untuk orang dewasa, 8-10 jam untuk remaja, dan 9-16 jam untuk anak-anak serta bayi, tergantung usia.