Di balik viral tarian bocah pacu jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, terimpan cerita unik proses pembuatan jalur atau perahu. Bagaimana tidak, pengurus harus melibatkan pawang hingga menghabiskan anggaran Rp 150 juta untuk satu jalur.
Pantauan infoSumut, terlihat jalur yang akan berlaga sudah disiapkan sejak jauh hari. Bahkan, jalur-jalur mulai di-service pengurus setelah berlaga di tingkat rayon dan jelang berpacu pada 20-24 di Batang Kuantan.
Seperti Desa Koto Teluk Kuantan misalnya, pengurus telah menyiapkan satu jalur baru. Jalur yang diberi nama ‘Badai Gangga’ baru selesai finishing beberapa hari terakhir terlihat sudah mulus dicat dan dilukis.
“Proses pembuatan sudah habis waktu 2 bulan mulai dari nebang, narik sampai ke sini. Dahulu ditarik masyarakat, sekarang tidak bisa karena kayu jalur jauh di hutan,” kata Ketua Jalur Badai Gangga, Hendra di lokasi, Rabu (16/7/2025).
Warga bersama pawang berburu kayu ke hutan. Hasilnya, ditemukan kayu raksasa jenis kruing air dan memiliki warna coklat kemerahan dengan serat lurus yang halus.
Permukaannya agak licin dan terkadang lengket. Seratnya sangat padat sehingga membuatnya kuat dan awet, tak mudah dimakan rayap dan tahan cuaca.
Kayu dipotong 39 meter dari hutan. Setiba di kandang, kayu dibentuk tukang khusus menjadi jalur dengan panjang saat ini 36,5 meter dan menjadi jalur terpanjang saat ini.
“Kayu jenis kruing air, total jadi 36,5 meter dari awal kami potong 39 meter. Jalur ini yang terpanjang saat ini, yang lain itu rata-rata 31-35 meter,” imbuh Hendra yang juga Ketua Pemuda setempat.
Jalur Badai Gangga rencananya baru mau diturunkan 28 Juli untuk dites berpacu di Batang Kuantan. Selanjutnya jalur bakal disiapkan untuk berpacu di Rayon Baserah setelah dapat izin dari pawang atau dukun jalur.
“Ada namanya Melangka ini pakai pawang, nanti pawang kasih waktu kapan jalur bisa turun, kapan waktunya tepat. Ada nanti pawang menentukan,” kata Hendra sambil mengecek jalur yang telah finishing.
Keterlibatan pawang bukan hanya saat jalur akan turun saja. Namun sejak menentukan kayu di hutan pawang sudah dilibatkan oleh masyarakat setempat.
“Jadi waktu nebang jalur sudah ada dukun. Pohon ini setelah ditebang ini nanti diganti pakai ayam atau apa nanti dari pawanglah keputusannya karena pemilihan ini (kayu) juga bersama masyarakat dengan pawang,” katanya.
Biaya Pembuatan Jalur Mencapai Rp 150 Juta. Baca Halaman Berikutnya…
Sedangkan untuk biaya pembuatan, Hendra mengungkap biaya fantastis. Sebab satu jalur saat ini bisa menghabiskan anggaran hingga Rp 150 juta mulai dari awal mencari hingga bisa turun berpacu.
“Ini habis biaya sekitar Rp 150 juta, nebang kayu saja Rp 10 juta, barik pakai alat berat itu Rp 50 juta, bawa dari hutan pakai mobil ke kampung itu Rp 20 juta. Lalu ada untuk tukang itu Rp 30 juta sampai jadi karena 3 tukang kerja,” katanya.
Melihat panjang jalur mencapai 36,5 meter, artinya akan ada 65 sampai 70 orang untuk satu jalur. Jumlah itu terdiri dari penari cilik, anak pacuan, timbo ruang hingga si tukang onjai.
“Nanti jalur ini bisa untuk 65-70 orang isinya mulai dari anak pacuan, timbo ruang, penari sampai tukang onjai,” kata Hendra.
Sedangkan untuk biaya pembuatan, Hendra mengungkap biaya fantastis. Sebab satu jalur saat ini bisa menghabiskan anggaran hingga Rp 150 juta mulai dari awal mencari hingga bisa turun berpacu.
“Ini habis biaya sekitar Rp 150 juta, nebang kayu saja Rp 10 juta, barik pakai alat berat itu Rp 50 juta, bawa dari hutan pakai mobil ke kampung itu Rp 20 juta. Lalu ada untuk tukang itu Rp 30 juta sampai jadi karena 3 tukang kerja,” katanya.
Melihat panjang jalur mencapai 36,5 meter, artinya akan ada 65 sampai 70 orang untuk satu jalur. Jumlah itu terdiri dari penari cilik, anak pacuan, timbo ruang hingga si tukang onjai.
“Nanti jalur ini bisa untuk 65-70 orang isinya mulai dari anak pacuan, timbo ruang, penari sampai tukang onjai,” kata Hendra.