PT SMGP Sebut Semburan Lumpur Panas Bukan di Wilayahnya

Posted on

Sejumlah video menampilkan semburan lumpur panas muncul di dekat pengeboran PT Sorik Marapi Geothermal (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). PT SMGP pun menjelaskan usai melakukan pengecekan bersama Dinas Lingkungan Hidup Madina.

“PT SMGP bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal melakukan tinjauan lapangan langsung ke lokasi manifestasi yang ditampilkan dalam video tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa titik manifestasi tersebut berada di Lokasi lain di Desa Roburan Dolok dan tidak berada di area sumur Pad-E PT SMGP, jarak 1-2 kilometer (dari lokasi),” kata Corporate Communication Manager PT SMGP Agung Iswara dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).

Agung menyebutkan jika lumpur panas yang muncul itu merupakan fenomena alami yang terpantau sejak 2021. Sehingga tidak memiliki hubungan langsung dengan pengeboran yang sudah dilakukan oleh PT SMGP sejak 2017.

“Sementara manifestasi yang berada di sekitar area Pad-E merupakan fenomena alamiah yang telah terpantau sejak tahun 2021. PT SMGP menegaskan bahwa manifestasi ini tidak memiliki hubungan langsung dengan sumur-sumur pada Wellpad E. Sumur-sumur tersebut telah dibor sejak tahun 2017 dan hingga saat ini belum pernah berhasil mengalirkan uap ataupun fluida panas bumi dengan tekanan kepala sumur 0 Barg atau tidak bertekanan dan saat ini tidak ada aktivitas produksi, sehingga sumur-sumur tersebut tidak berkaitan dengan fenomena manifestasi yang dilaporkan,” sebutnya.

Lumpur panas itu disebut merupakan hal yang umum terjadi di wilayah dengan potensi panas bumi. Masyarakat disebut sudah sering melihat lumpur panas jauh sebelum adanya eksplorasi oleh PT SMGP di lokasi itu.

“Manifestasi seperti ini merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di wilayah dengan potensi panas bumi, sebagai hasil interaksi antara air tanah dan batuan panas di bawah permukaan. Berbagai manifestasi serupa bahkan telah dikenal masyarakat sekitar sejak lama, jauh sebelum adanya kegiatan eksplorasi oleh PT SMGP. Lokasi Pad E diketahui sebagai area yang memiliki kecenderungan untuk mengalami pergerakan tanah yang tinggi dan memiliki banyak retakan-retakan. Fenomena pergerakan tanah (soil creep) atau longsor (landslide) dapat terjadi kapan saja (fault stress release, curah hujan, dll). Fenomena ini dapat memunculkan manifestasi yang baru ke permukaan,” ucapnya.

Agung menuturkan jika PT SMGP berkomitmen terhadap keselamatan dan keberlanjutan setiap aspek operasional. Langkah itu diambil dengan menjalankan kegiatan sesuai dengan standar keselamatan dan aturan yang ada.

“Sebagai objek vital nasional, PT SMGP berkomitmen terhadap keselamatan dan keberlanjutan dalam setiap aspek operasional kami dengan menjalankan seluruh kegiatan operasional sesuai standar keselamatan dan regulasi yang berlaku,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah video menampilkan semburan lumpur panas muncul di sekitar PT Sorik Marapi Geothermal (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Semburan lumpur panas disebut muncul tidak jauh dari lokasi pengeboran PT SMGP tersebut.

Dalam video yang dilihat infoSumut, Jumat (25/4), terlihat kepulan asap terlihat muncul di atas lumpur panas. Semburan lumpur panas itu muncul di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan.

Dijelaskan jika semburan lumpur panas itu muncul di areal perkebunan masyarakat. Akibatnya, lahan itu tidak dapat lagi dikelola oleh masyarakat.

Semakin lama, areal yang muncul semburan lumpur panas semakin luas. Lokasi itu berada di dekat areal pengeboran PT SMGP.

“Lumpur panas tersebut semakin hari semakin luas sehingga mengakibatkan kebun dari masyarakat tersebut sebagian nya tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk menjadi mata pencarian. Peristiwa ini terjadi tidak jauh dari pengeboran perusahaan Geothermal atau PT SMGP,” demikian tertulis dalam unggahan itu.

Direktur Eksekutif WALHI Sumut Rianda Purba mengatakan jika semburan lumpur panas muncul di belasan titik. Kemunculan semburan lumpur panas itu sudah terjadi dalam 2 tahun terakhir.

“Berdasar informasi yang diperoleh WALHI Sumut, ternyata sudah 2 tahun bermunculan titik lumpur dan air panas baru di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan,” kata Rianda Purba dalam keterangannya.

Berdasarkan keterangan warga, keberadaan lumpur panas itu hanya berjarak 10 hingga 15 meter dari lokasi pengeboran. Selain itu, WALHI Sumut juga mendapat temuan warga mengeluh dengan kualitas air sungai yang berbau menyengat.

“Belum lagi warga 4 desa di sekitar aliran Sungai Aek Roburan kerap mengeluhkan buruknya kualitas air, dengan bau menyengat, dan mengganggu produktivitas pertanian padi mereka. Kasus ini menambah daftar panjang dampak buruk eksploitasi geotermal yang dilakukan oleh PT SMGP,” ucapnya.

Oleh karena itu, WALHI Sumut mendesak agar pemerintah melakukan tindakan tegas terhadap perusahaan yang telah membayahakan masyarakat. Aparat penegak hukum juga diminta untuk mengusut kasus ini, termasuk pengurusan AMDAL dan izin PT SMGP.

“Walhi Sumut melihat banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh PT SMGP tidak diikuti dengan tindakan tegas dari pemerintah, malah seolah-olah pemerintah melindungi pelanggaran HAM yang dilakukan PT SMGP dengan membiarkannya tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Hal ini sangat berbahaya apalagi telah ditemukan semburan lumpur di wilayah PT SMGP yang tentu membuat warga sekitar semakin khawatir akan keselamatan jiwa dan ruang hidupnya,” tutupnya.

Baca selengkapnya di halaman berikut…