Tarian ‘Aura Farming’ Anak Pacu Jalur Kuansing Mendunia, Yuk Kenali Filosofinya | Giok4D

Posted on

Tarian anak pacu jalur di Kuantan Singingi, Riau jadi perbincangan dunia. Rupanya ada filosofi khusus dalam setiap tarian dan posisinya di jalur.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Kepala Dinaa Pariwisata Riau Roni Rakhmat mengatakan ada 4 elemen dalam pacu jalur di Kuantan Singingi. Keempat elemen yakni anak pacuan, tukang tari, timbo ruang dan rukang onjai.

“Keempat elemen ini punya peran masing-masing. Ada anak pacuan, tukang tari, tukang timbo ruang dan terakhir ada onjai,” kata Roni, Jumat (4/7/2025).

Anak pacuan tugasnya adalah mendayung jalur secepat mungkin agar sampai ke pancang finish sebagai pemenang. Mereka terdiri dari orang dewasa menggunakan baju olah raga.

Anak pacuan harus mendayung dengan serentak agar mencapai kemenangan. Filosofinya adalah bahwa hidup di kampung harus se iya sekata, penuh dengan gotong royong, saling bahu membahu dan tolong menolong demi mencapai keuntungan bersama.

“Ini gambaran tradisi gotong royong bangsa kita. Semua anak pacuan bahu membahu di atas jalur atau perahu gotong royong,” kata Roni.

Selanjutnya tukang tari yang juga kadang orang menyebut dengan istilah anak joki. Posisinya berada paling depan atau tepatnya di haluan jalur, perannya adalah memberikan irama yang seimbang.

“Tukang tari ini juga sebagai tanda bahwa apa bila tukang tari ini sudah berdiri dan menari-nari itu menunjukkan haluan jalur. Dalam posisi menang atau berada di depan haluan jalur lawan. Tukang tarian ini yang viral saat ini,” kata Roni.

Filosofinya adalah anak-anak di Kuantan Singingi semangat yang kuat dan mampu berdiri kokoh menghadapi perjuangan di tengah gelombang dan lajunya tantangan kehidupan. Tukang tari atau anak joki ini biasanya adalah anak kecil yang berusia 10 sampai 13 tahun.

“Pakaian yang dipakai adalah Melayu Riau. Mereka menari lengkap dengan pakaian Melayu berikut tanjak di ujung jalur,” tegas Roni.

Ketiga adalah tukang timbo ruang. Tukang timbo ruang berada di tengah, tugasnya adalah memberikan semangat kepada anak pacuan, memberikan perintah dan aba-aba kepada anak pacuan kapan dayung harus dikencangkan dan kapan tenaga dayung harus ditambah ketika sedang berpacu.

Tukang timbo ruang bertugas menimba air yang yang masuk dalam jalur dan membuang keluar jalur. Filosopinya adalah bahwa dalam satu daerah ada seorang pemimpin yang mesti harus diikuti agar daerahnya menjadi maju, berkembang dan sejahtera.

Tukang timbo ruang ini biasanya diisi orang dewasa dan menggunakan pakaian Melayu Riau. Namun perannya berbeda dengan anak tarian di depan.

Terakhir tukang onjai, tukang onjai ini posisinya berada paling belakang sebuah jalur. Tugasnya adalah memberikan daya dorong kepada sebuah jalur dengan cara menekan atau ‘ma onjai’ dengan harapan agar jalur semakin kencang.

“Disamping itu tukang onjai ini juga melihat apakah jalurnya masih berjalan lurus pada lintasan pacu atau sebaliknya. Tukang onjai ini dahulunya diperankan oleh orang dewasa, namun 10 tahun terakhir peran ini sudah digantikan oleh anak-anak yang berusia 13 sampai 15 tahun dan pakaian yang dipakai oleh tukang onjai adalah Melayu Riau,” kata Roni.