Wali Kota Sibolga Akhmad Syukri Nazry Penarik mengungkapkan banyak pengungsi banjir bandang-longsor yang mulai sakit. Ia pun meminta bantuan tim medis dari kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar.
Hal itu diketahui dari video percakapan Syukri dengan Rektor UMI Prof Hambali Thalib yang diterima infoSumut, Senin (8/12/2025). Dalam video itu, Syukri mengatakan sejauh ini ada 54 meninggal dunia dan 4 orang hilang di Sibolga.
“Kondisi saat ini setelah 11 hari pasca bencana yang ada di Kota Sibolga bahwa saat ini ada 54 yang meninggal dunia dan masih ada 4 orang lagi yang belum ditemukan dalam arti belum bisa dievakuasi karena tertimbun material longsor, jadi masih terus dilakukan untuk pencarian korban,” kata Akhmad Syukri Nazry Penarik.
Terdapat 4.500 orang lebih yang mengungsi di Sibolga. Sebab, kata Syukri, banyak warga yang tinggal di perbukitan dan harus mengungsi.
“Saat ini ada 4.500 sekian orang yang mengungsi di Kota Sibolga, karena Kota Sibolga itu adalah di bawah kaki Bukit Barisan yang pendukungnya kebanyakan berumah di gunung dan perbukitan Prof, jadi harus mengungsi,” ujarnya.
Syukri menjelaskan jika banyak pengungsi yang mengalami sakit karena hujan terus mengguyur Sibolga. Dengan rumah sakit yang hanya satu, Syukri meminta adanya tambahan tim medis untuk situasi ini.
“Sampai hari ini juga cuaca masih hujan dan saya update hari ini terjadi banjir lagi Prof, jadi sehingga kondisi masyarakat Kota Sibolga yang mengungsi karena memang kondisi hujan banyak yang sakit sehingga membutuhkan tim medis untuk lebih banyak lagi, karena kami punya rumah sakit satu Rumah Sakit FL Tobing tidak bisa mengcover keseluruhan korban banjir yang saat ini mengungsi Prof,” jelasnya.
Prof Hambali Thalib kemudian menyampaikan duka mewakili seluruh civitas UMI. Ia menyebutkan jika pihaknya sudah mengirimkan tim medis beberapa hari lalu.
“Saya mewakili pimpinan universitas dan yayasan menyampaikan duka yang mendalam dari seluruh civitas kami dan kami juga sudah menerjunkan tim medis beberapa hari lalu,” sebut Prof Hambali Thalib.
Selain itu, saat ini pihaknya menggalang bantuan untuk korban banjir bandang-longsor. Hal itu dilakukan sebagai bentuk untuk mengurangi beban para korban.
“Di samping itu juga kami sekarang ini menggalang upaya-upaya lain, menggalang donasi , kami akan memberikannya respons paling tidak membantu meringankan,” tuturnya.
