Rasa kantuk yang muncul terus-menerus meskipun sudah tidur cukup bisa menjadi salah satu tanda penyakit diabetes. Kondisi ini kerap dirasakan setiap hari oleh sebagian penderita.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto, Sp.PD-KEMD, FINASIM, menjelaskan bahwa kantuk berlebihan merupakan gejala umum pada penderita diabetes, terutama jika kadar gula darah tidak stabil.
“Jika gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), tubuh membuang glukosa melalui urine (glukosuria), mengakibatkan tubuh banyak kehilangan cairan, darah mengental, dan oksigen ke otak berkurang, hingga tubuh terasa lelah dan mengantuk,” kata dr Herry dalam keterangannya dilansir infoHealth, Jumat (15/8/2025).
Sebaliknya, kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) membuat otak kekurangan pasokan glukosa sebagai sumber energi, yang dapat mengganggu fungsi sel-sel saraf otak (neuroglikopenia). Gejalanya antara lain gemetar, berkeringat, lapar, hingga jantung berdebar.
“Jika gejalanya terjadi secara perlahan, terutama saat malam hari, dan tidak segera ditangani, dapat menimbulkan kelelahan berat, bingung, mengantuk, hingga pingsan atau koma,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan tanda lain yang patut diwaspadai, seperti sering haus, sering buang air kecil, mudah lapar, penglihatan kabur, penurunan berat badan drastis, kesulitan berkonsentrasi, dan rasa lemas sepanjang hari.
Dalam jangka panjang, diabetes yang tidak terkontrol dapat memicu komplikasi pada saraf otonom-sistem yang mengatur fungsi tubuh secara otomatis, termasuk tekanan darah.
“Ketika fungsi ini terganggu, tekanan darah bisa turun secara tiba-tiba saat berdiri (hipotensi ortostatik). Akibatnya, aliran darah ke otak berkurang sementara dan memicu rasa pusing, lemas, dan mengantuk,” ujarnya.
Kantuk berkepanjangan, lanjutnya, bukan sekadar gangguan sepele karena dapat memengaruhi kualitas hidup, menurunkan fokus, dan mengacaukan pola makan maupun aktivitas fisik. Banyak orang tidak menyadari bahwa ini bisa menjadi tanda awal prediabetes atau diabetes. Tanpa penanganan dan perubahan gaya hidup, kondisinya bisa berkembang lebih parah.
“Jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi serius seperti luka yang sulit sembuh, gagal ginjal, stroke, serangan jantung, hingga kebutaan,” jelasnya.
Meski begitu, rasa kantuk akibat gangguan gula darah bisa dicegah melalui pola makan sehat, tidur cukup, pengelolaan gula darah, manajemen stres, dan aktivitas fisik rutin. “Segera periksa ke dokter untuk memastikan kemungkinan prediabetes atau diabetes, atau gangguan metabolik lainnya,” imbau dr. Herry.