Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat buka suara soal video viral warga mengais beras yang tercampur tanah karena bungkusnya pecah setelah didistribusikan dengan cara dijatuhkan dari helicopter. Ia menyebut bantuan itu diberikan ke warga yang terisolir di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan.
Menurutnya, saat itu mereka direncanakan mendarat di sebuah lapangan. Namun saat di ketinggian 10-15 meter dari tanah, disebut ada kabel listrik di lapangan tersebut.
“Saya rencana mau turun menyapa masyarakat, saya melihat ada sekolah punya lapangan sehingga kita mempunyai target untuk mendarat di sana, saya mengajak pilot untuk mendarat di sekolah, kemudian pilot mencari untuk bisa mendarat,” ujarnya dalam video yang dilihat, Rabu (3/12/2025).
“Akan tetapi pada ketinggian kurang lebih mungkin ada 15 meter atau 10 meter itu ada kabel listrik sehingga pilot menyarankan untuk tidak mendarat dan masyarakat sudah berkumpul di bawah,” lanjut dia.
Karena ada kabel listrik helikopter tidak dapat mendarat. Alhasil, JTP dan rombongan menjatuhkan 10 karung beras ukuran 5 kilogram dari ketinggian itu karena takut warga kecewa.
“Takut masyarakat kecewa, kami coba memberikan bantuan dengan menurunkan, kami menurunkan tidak lebih dari 10 karung karena kami melihat,” ucapnya.
Pihak kemudian mendengar ada warga yang bilang jika bantuan itu rusak karena dijatuhkan. Helikopter kemudian naik dan mencari landasan di sekitar lokasi.
“Kami lihat ke bawah mereka bilang sudah ada yang rusak, dan waktu itu memang kita keluarkan ada indomi, indomi langsung beserak, sehingga kami mengambil kesimpulan untuk naik kembali, kemudian kami mencari tempat landasan yang baru, nah tidak jauh dari situ, mungkin pilot melihat ada landasan ada kebun dan kami mencoba mendarat di kebun,” jelasnya.
Helikopter kemudian mendarat di ketinggian 1 meter dari tanah dan mengeluarkan sisanya bantuan yang dibawa. Setelah memberikan penjelasan itu, JTP kemudian meminta maaf dan memastikan jika semua kegiatan itu ada dokumentasinya.
“Kemudian kami mendarat dengan ketinggian sekitar 1 meter dari tanah, kami mengeluarkan semua sisa bantuan yang pasti bantuan itu ada lebih kurang 400 kilogram yang kami bawa saat itu, yang kami jatuhkan dari jarak 20 meter itu mungkin tidak lebih dari 10 karung,” ungkapnya.
“Jadi sekali lagi atas nama pemerintahan, kami mohon maaf, yang pasti kami melakukan ini adalah upaya kemanusiaan,” imbuhnya.
Wakil Bupati Taput Deni Parlindungan Lumbantoruan membenarkan soal video tersebut.
“Iya benar, karena ada video viral ketika ada beberapa dijatuhkan dari ketinggian,” kata Deni Parlindungan Lumbantoruan saat dihubungi.
Sebelumnya diberitakan, Sebuah video yang menampilkan warga mengais beras yang tercampur tanah karena bungkusnya pecah setelah didistribusikan dengan cara dijatuhkan atau di-dropping dari helikopter di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Pemprov Sumut pun buka suara soal peristiwa itu.
Dalam video yang dilihat, Selasa (2/12), helikopter terlihat menjatuhkan bantuan dari helikopter yang terbang rendah. Setelah itu, terlihat warga ramai-ramai mengambil bantuan yang dijatuhkan. Namun tampak butiran-butiran beras tumpah dan tersebar di tanah. Beras tersebut lalu dikait warga.
“Bukannya turun memberi bantuan kepada masyarakat, pemerintah malah jatuhkan sembako dari helikopter yang masih terbang di udara. Alhasil, masyarakat terpaksa mengais beras dari tanah,” demikian tertulis dalam video itu.
Pihak kemudian mendengar ada warga yang bilang jika bantuan itu rusak karena dijatuhkan. Helikopter kemudian naik dan mencari landasan di sekitar lokasi.
“Kami lihat ke bawah mereka bilang sudah ada yang rusak, dan waktu itu memang kita keluarkan ada indomi, indomi langsung beserak, sehingga kami mengambil kesimpulan untuk naik kembali, kemudian kami mencari tempat landasan yang baru, nah tidak jauh dari situ, mungkin pilot melihat ada landasan ada kebun dan kami mencoba mendarat di kebun,” jelasnya.
Helikopter kemudian mendarat di ketinggian 1 meter dari tanah dan mengeluarkan sisanya bantuan yang dibawa. Setelah memberikan penjelasan itu, JTP kemudian meminta maaf dan memastikan jika semua kegiatan itu ada dokumentasinya.
“Kemudian kami mendarat dengan ketinggian sekitar 1 meter dari tanah, kami mengeluarkan semua sisa bantuan yang pasti bantuan itu ada lebih kurang 400 kilogram yang kami bawa saat itu, yang kami jatuhkan dari jarak 20 meter itu mungkin tidak lebih dari 10 karung,” ungkapnya.
“Jadi sekali lagi atas nama pemerintahan, kami mohon maaf, yang pasti kami melakukan ini adalah upaya kemanusiaan,” imbuhnya.
Wakil Bupati Taput Deni Parlindungan Lumbantoruan membenarkan soal video tersebut.
“Iya benar, karena ada video viral ketika ada beberapa dijatuhkan dari ketinggian,” kata Deni Parlindungan Lumbantoruan saat dihubungi.
Sebelumnya diberitakan, Sebuah video yang menampilkan warga mengais beras yang tercampur tanah karena bungkusnya pecah setelah didistribusikan dengan cara dijatuhkan atau di-dropping dari helikopter di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Pemprov Sumut pun buka suara soal peristiwa itu.
Dalam video yang dilihat, Selasa (2/12), helikopter terlihat menjatuhkan bantuan dari helikopter yang terbang rendah. Setelah itu, terlihat warga ramai-ramai mengambil bantuan yang dijatuhkan. Namun tampak butiran-butiran beras tumpah dan tersebar di tanah. Beras tersebut lalu dikait warga.
“Bukannya turun memberi bantuan kepada masyarakat, pemerintah malah jatuhkan sembako dari helikopter yang masih terbang di udara. Alhasil, masyarakat terpaksa mengais beras dari tanah,” demikian tertulis dalam video itu.
