Jumlah korban jiwa akibat banjir dan hujan deras yang melanda Vietnam tengah selama sepekan bertambah menjadi 40 orang pada Selasa (4/11). Di tengah situasi ini, badai besar lainnya diperkirakan segera menghantam wilayah yang sudah terdampak.
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Vietnam tengah telah mengubah jalan menjadi aliran air seperti kanal, membuat sungai meluap, dan membanjiri sejumlah lokasi bersejarah yang menjadi destinasi wisata populer di negara tersebut.
Menurut laporan AFP pada Selasa (4/11/2025), dalam kurun waktu 24 jam, beberapa area terendam banjir dengan ketinggian mencapai 1,7 meter akibat curah hujan yang menjadi cacatan terburuk negara itu.
Korban meninggal dilaporkan berada di provinsi Hue, Da Nang, Lam Dong, dan Quang Tri. Badan penanggulangan bencana Kementerian Lingkungan Hidup menyebut masih ada enam orang yang belum ditemukan.
Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terus berlanjut. Biro cuaca nasional melaporkan bahwa Topan Kalmaegi diprediksi akan tiba pada Jumat dini hari (7/11).
Vietnam memang kerap dilanda hujan lebat pada Juni hingga September. Meski demikian, para ahli menilai bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia telah meningkatkan intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem ini.
Biasanya, sekitar sepuluh topan dan badai tropis melanda Vietnam setiap tahunnya, baik secara langsung ataupun di sekitar wilayah perairannya. Namun, Topan Kalmaegi tercatat sebagai badai ke-13 yang melanda negara itu sepanjang 2025.
Topan ini sebelumnya sudah menerjang Filipina, menelan sedikitnya dua korban jiwa dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi.
Saat mendekati Vietnam pada Kamis (5/11), badai tersebut diperkirakan membawa angin dengan kecepatan mencapai 166 kilometer per jam (100 mil per jam), menurut biro cuaca nasional.
Hingga Selasa (4/11), badan penanggulangan bencana Vietnam melaporkan hampir 80.000 rumah masih terendam air. Lebih dari 10.000 hektare lahan pertanian rusak, serta lebih dari 68.000 hewan ternak mati.
Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terus berlanjut. Biro cuaca nasional melaporkan bahwa Topan Kalmaegi diprediksi akan tiba pada Jumat dini hari (7/11).
Vietnam memang kerap dilanda hujan lebat pada Juni hingga September. Meski demikian, para ahli menilai bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia telah meningkatkan intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem ini.
Biasanya, sekitar sepuluh topan dan badai tropis melanda Vietnam setiap tahunnya, baik secara langsung ataupun di sekitar wilayah perairannya. Namun, Topan Kalmaegi tercatat sebagai badai ke-13 yang melanda negara itu sepanjang 2025.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Topan ini sebelumnya sudah menerjang Filipina, menelan sedikitnya dua korban jiwa dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi.
Saat mendekati Vietnam pada Kamis (5/11), badai tersebut diperkirakan membawa angin dengan kecepatan mencapai 166 kilometer per jam (100 mil per jam), menurut biro cuaca nasional.
Hingga Selasa (4/11), badan penanggulangan bencana Vietnam melaporkan hampir 80.000 rumah masih terendam air. Lebih dari 10.000 hektare lahan pertanian rusak, serta lebih dari 68.000 hewan ternak mati.
