Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) tengah menerima sanksi dari FIFA terkait dugaan pemalsuan dokumen pemain naturalisasi. Namun, muncul dugaan dari sejumlah pihak di Malaysia bahwa kasus ini dipengaruhi sabotase dari luar.
Salah satu yang menyuarakan hal itu adalah Tunku Ismail Idris, mantan Presiden FAM sekaligus pejabat Johor. Menurutnya, proses naturalisasi tujuh pemain Malaysia sudah sesuai prosedur FIFA dan pemerintah, bahkan sebelumnya telah disetujui FIFA.
“Kenapa keputusan (FIFA) berubah sekarang? Apa yang mendasari keputusan mendadak seperti ini? Adakah entitas luar yang memengaruhi keputusan FIFA?,” tulis Tunku Ismail.
Ia juga menyoroti cepatnya FIFA mengumumkan kasus ini ke publik.
“Lalu, FIFA juga terlalu cepat mempublikasikan hal ini ke ranah publik meskipun proses banding belum selesai. Siapa yang ada di New York? Saya harap FAM segera mengajukan banding?” lanjut Tunku Ismail.
Jurnalis olahraga Malaysia, Zulhelmi Zainal Azam, juga menyinggung adanya rumor sabotase. Menurutnya, ada negara lain yang diduga berusaha menjegal Malaysia karena khawatir dengan perkembangan Harimau Malaya.
“Ada rumor yang berkembang bahwa sejumlah negara lain mencoba sabotase timnas (Malaysia) atas kebangkitan Harimau Malaya. Entitas itu terlihat dekat dengan pucuk pimpinan FIFA,” tulis Zulhelmi.
Isu ini bahkan menyeret Indonesia ke dalam tudingan. Hal itu muncul karena kedekatan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, serta pertemuan Infantino dengan Presiden RI Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Tidak hanya Indonesia, warganet Malaysia juga mengaitkan negara-negara ASEAN lain dalam spekulasi sabotase. Sejumlah opini di media sosial menyebut, kebangkitan timnas Malaysia dianggap mengancam dominasi sepakbola negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.