Pemanfaatan Pupuk Kompos untuk Meningkatkan Perekonomian Desa

Posted on

Pemanfaatan pupuk kompos bukan hanya solusi ramah lingkungan untuk mengolah limbah organik, tetapi juga peluang emas bagi desa untuk meningkatkan perekonomian. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan mengembangkan produksi kompos, masyarakat desa dapat menciptakan lapangan kerja baru, menekan biaya pertanian, serta membuka peluang usaha berkelanjutan yang menguntungkan.

Hal itu sejalan dengan program ‘Yok Kita Gas’ yang diinisiasi oleh BRI selaku payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program itu bagian dari komitmen BRI mengatasi persoalan sampah serta menjaga kelestarian lingkungan.

Corporate Secretary BRI Dhanny mengungkapkan bahwa Pelatihan Diversifikasi dan Penguatan Mutu Produk Pupuk Kompos bertujuan untuk memperkuat kapasitas pengurus inti, operator, dan penyuluh Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Pudak Mesari dalam mengelola sampah organik menjadi produk pupuk kompos yang memiliki nilai tambah.

Dengan fokus pada diversifikasi produk, pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pupuk, tetapi juga membuka peluang penguatan ekonomi melalui peningkatan nilai jual produk kompos. Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah, serta mendorong kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan berkelanjutan.

“Pelatihan ini bermanfaat untuk menjawab tantangan kelembagaan TPS3R, yaitu bagaimana mengubah paradigma dari sekadar unit pengelolaan sampah menjadi sentra inovasi berbasis ekonomi sirkular,” kata dia melalui keterangan tertulis dikutip, Minggu (28/9/2025).

Dhanny juga menambahkan, TPS3R Pudak Mesari memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk turunan dari kompos, seperti pupuk organik cair, pupuk granul, atau media tanam siap pakai yang memiliki pasar luas, baik untuk kebutuhan pertanian, perkebunan, maupun urban farming.

Selain itu, mutu kompos yang dihasilkan juga perlu diperkuat agar sesuai dengan standar kualitas, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga layak dipasarkan secara lebih profesional.

“Ini adalah bentuk upaya nyata BRI dalam mengatasi persoalan sampah dan menjadi kolaborasi nyata BRI dengan berbagai pihak terkait, agar pengelolaan sampah dan diversifikasi produk pupuk kompos bisa membawa dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian desa”, imbuh Dhanny.

A.A. Gede Agung Wedhatama P. selaku pemateri dari Petani Muda Keren menambahkan bahwa pelatihan ini tentunya sangat penting dilakukan terutama dalam hal inovasi pembuatan pupuk kompos untuk meningkatkan nilai jual dan memperkenalkan produk yang bervariasi kepada masyarakat.
“Harapannya kolaborasi kami dengan BRI dalam pelatihan ini nantinya dapat diimplementasikan oleh peserta terutama tentang berbagai teknik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kompos yang lebih efisien dan ramah lingkungan”, ujarnya.

Kegiatan BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ dilakukan melalui Pelatihan Diversifikasi dan Penguatan Mutu Produk Pupuk Kompos yang berlangsung di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Pudak Mesari, Badung, Provinsi Bali pada Sabtu (30/08). Sejak digulirkan pada 2021, program BRI Peduli ‘Yok Kita Gas’ telah dilaksanakan di 41 lokasi di Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di Pasar Tradisional dan 36 lokasi di lingkungan masyarakat.