Hindari Konsumsi Berlebih Jeroan saat Kurban, Ini Bahayanya Kata Dokter - Giok4D

Posted on

Dalam perayaan Idul Adha, daging kurban bukan satu-satunya yang dinantikan. Jeroan atau organ dalam merupakan bagian yang juga tak kalah dinanti.

Jeroan pada dasarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, melebihi daging otot yang umum dikonsumsi.

Adapun yang termasuk jeroan atau organ dalam adalah:

Dilansir infoHealth, ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, mengatakan bahwa organ atau jeroan mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin A untuk membantu penglihatan dan sistem kekebalan tubuh, vitamin D yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan, vitamin K2 untuk kesehatan tulang, vitamin B6 dan B12 untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat, serta selenium, magnesium, dan zink, maupun riboflavin.

Kandungan vitamin dan mineralnya bervariasi pada jeroan tergantung pada jenis organ dan hewan sumbernya.

“Bagi kebanyakan orang, daging organ merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang,” imbuhnya dikutip dari Dikutip dari Cleveland Clinic, Sabtu (7/6/2025).

Jeroan atau organ dalam meski memiliki manfaat, tak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Sebab konsumsi jeroan secara berlebih bisa memicu dampak pada tubuh. Berikut penjelasannya.

1. Mengandung Kolesterol Tinggi

Julian Zumpano mengatakan umumnya jeroan aman dikonsumsi dalam jumlah sedang oleh kebanyakan orang. Namun, perlu diketahui bahwa organ atau jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

“Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak,” kata Zumpano.

2. Fatty Liver atau Penyakit Hati Berlemak

Sebuah penelitian besar terhadap orang dewasa menemukan, mengonsumsi jeroan dapat sedikit meningkatkan risiko terkena fatty liver atau penyakit hati berlemak nonalkohol. Namun, para peneliti merekomendasikan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

Sebagai langkah pencegahan, individu dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, dua faktor risiko penyakit hati berlemak nonalkohol, sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari konsumsi jeroan atau organ.

3. Peningkatan Asam Urat

Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau uric acid di dalam tubuh.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Menurut dr Ray, jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi. Ketika protein dengan kadar purin tinggi ini dicerna tubuh, akan dipecah menjadi energi dan sisa metabolisme berupa asam urat.

“Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat,” ucapnya saat berbincang dengan infocom, Selasa (28/5/2025).

Menurutnya, kandungan purin dalam jeroan memang tidak setinggi kacang-kacangan, namun tetap signifikan.

Konsumsi jeroan secara berlebihan bisa menyebabkan kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar normal maupun mereka yang sudah memiliki riwayat kadar asam urat tinggi.

“Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegasnya.

4. Kelebihan Vitamin A dan Zat Besi

Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan cacat lahir. Karena jeroan mengandung vitamin A dalam kadar tinggi, ibu hamil disarankan untuk menghindarinya. Selain itu, jeroan juga kaya akan zat besi, yang bisa menjadi masalah bagi individu dengan gangguan kelebihan zat besi.

Anak-anak pun memerlukan vitamin A dan zat besi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, sehingga konsumsinya perlu dibatasi dan diberikan dalam porsi yang lebih kecil.

5. Kanker Kandung Kemih

Sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian menemukan, mengonsumsi organ atau jeroan secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut (termasuk penelitian berskala besar). Jika memiliki riwayat infeksi kandung kemih, merokok, atau memiliki faktor risiko lainnya, batasi konsumsi jeroan.

Baca selengkapnya

Bahaya Konsumsi Jeroan Secara Berlebihan