Keluhan Warga 3 Kabupaten/Kota di Sumut soal Air PDAM Tirtanadi Sering Mati

Posted on

Warga di tiga kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) mengeluhkan soal air PDAM Tirtanadi, BUMD milik Pemprov Sumut, sering mati. Warga berharap PDAM Tirtanadi memperbaiki layanannya sebab mereka membayar retribusi.

Salah satunya di Jalan Utama, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan. Warga sekitar Fadli mengatakan air PDAM hanya keluar di jam-jam tertentu dan harus dibantu pakai pompa air.

“Airnya hidup di jam-jam tertentu aja, misalnya pagi jam 9-10 hidup terus mati sampai jam 4 sore, jam 5 hidup lagi sampai jam 8 malam kemudian mati lagi, pas hidup pun nggak deras harus pakai pompa,” kata Fadli, Jumat (27/6/2025).

Fadli merasa kecewa dengan pelayanan PDAM Tirtanadi. Padahal menurutnya, sebagai konsumen mereka dituntut bayar bahkan didenda jika telat.

“Kalau gitu gimana kita memenuhi air bersih kita, padahal itu hak kita menerima pelayanan karena kita bayar, kalau kita telat bayar didenda,” ucapnya.

Dia pun berharap agar PDAM Tirtanadi segera memperbaiki soal air mati itu. Sehingga air hidup selama 24 jam.

“Kita minta PDAM segeralah memperbaiki, jangan pilih kasih soalnya di daerah perkantoran lancar, kalau di pemukiman tidak,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Pane, warga Simalingkar B, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Pane menyebutkan jika 3 hari terakhir air PDAM Tirtanadi kerap mati dan hidup hanya 1 jam.

“Air mati-mati sudah 3 hari terakhir, kalaupun hidup dia pas sudah mau berangkat kerja itu pun hanya 1 jam,” sebut Pane.

Kondisi air itu membuat ia bingung untuk mengatur kebutuhan air bersihnya. Untuk menyiasatinya, Pane harus memakai tong air yang lebih besar menampung air.

“Kalau gitu kita harus bak air besar, ini buat kita kelabakan mengatur penampungan air,” jelasnya.

Pane juga berharap air PDAM Tirtanadi bisa hidup selama 24 jam. Sebagai konsumen yang membayar tagihan, layanan PDAM Tirtanadi dinilai buruk.

“Kita berharap ya airnya hidup 24 jam kek bulan lalu, soalnya kita kan sudah bayar masa dapat pelayanan buruk,” tuturnya.

Warga di Kabupaten Karo mengeluhkan soal air PDAM Tirtanadi mati selama 6 hari. Mereka terpaksa membeli air dengan harga Rp 40 ribu per tangki.

“Di Berastagi juga sering mati air, kalau aku bayar air di mbanking itu masuk PDAM Tirtanadi Medan,” kata salah satu warga Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Vosa Ginting, Jumat (27/6/2025).

Vosa menjelaskan jika air PDAM Tirtanadi sudah sebulan terakhir hidup mati. Paling parah 6 hari terakhir mati total.

“Sebulan ini terhitung kayaknya air hidup. Paling ada 6 hari yang nyala, itu pun mati 3 hari nyala, mati lima hari nyala lagi sehari, yang seminggu terakhir ini, udah 6 hari jelas nggak ada airnya nyala,” jelasnya.

Akhirnya Vosa bersama tetangga membeli air bersih kepada pihak lain. Mereka membeli air seharga Rp 40 ribu per tangki.

“Aku sama tetangga juga jadi harus beli air ke jasa sumur bor itu. Beli setangki buat 2 hari, setangki harganya Rp 40 ribu,” ucapnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh warga lain bernama Yesi. Dia mengaku tagihan setiap bulannya selalu sama biarpun air tidak hidup.

“Masalahnya tagihan kami setiap bulannya sama. Seakan akan air nyala terus. Memberatkan kalau gini, nggak ada penjelasan dari PDAM kenapa mati,” sebut Yesi.

Yesi mengeluhkan jika air mati itu mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Mereka sampai harus berpikir untuk memakai air dengan hemat.

“Kami susah aktivitas pokoknya. Mana kemarau juga di Berastagi, mau nyiram bunga pun susah, jangankan itu, mau buang air aja mikir,” tuturnya.

Mereka berharap PDAM Tirtanadi segera memperbaiki aliran air tersebut. Sehingga aktivitas dengan air bersih terpenuhi.

Hingga saat ini Plt Dirut PDAM Tirtanadi Ewin Putra belum merespons soal keluhan warga itu. Ewin hanya menanyakan lokasi warga yang mengeluh saat dihubungi.

Warga Kota Medan

Warga Kabupaten Deli Serdang

Warga Kabupaten Karo