Pemutilasi 3 Gadis di Padang Pariaman Dinilai Psikopat baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sosiolog dari Universitas Negeri Padang, Erianjoni menilai, SJ alias Wanda (25 tahun) yang merupakan pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga gadis di Padang Pariaman, Sumatera Barat, seorang psikopat. Ada dua alasan Erianjoni menyampaikan hal itu.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Saya melihatnya ini adalah pembunuh berdarah dingin yang kalau dalam bahasa psikologisnya adalah psikopat ya. Kenapa demikian? Karena dua indikator psikopat itu sudah terpenuhi oleh pelaku ini ya. Merasa tidak bersalah dan tidak ada empati (kepada korban). Buktinya setahun pelaku membunuh korban pertama tidak ada kemauan dia untuk melapor. Malah dia bersandiwara, membangun hubungan dengan keluarga korban, sehingga tidak ada rasa bersalah dari pelaku,” kata Erianjoni kepada infoSumut, Senin (23/6/2025).

Menurutnya, kasus Wanda dari Pariaman tersebut menjadi yang paling membuat heboh dalam lima tahun terakhir, setelah yang terakhir kasus pembunuhan dan pemerkosaan gadis penjual gorengan Nia Kurnia Sari.

“Setelah kasus Nia Kurnia Sari, ini kejahatan yang kalau kita di Sumatera Barat ini dalam beberapa dekade ini tidak ada yang seheboh ini ya. Ini lebih hebat lagi ya, karena terkait dengan kasus pembunuhan berantai dan juga yang berbentuk mutilasi ini. Kalau saya melihat, ini kasus terheboh dalam dunia kriminal dalam 5 tahun terakhir ini ya,” katanya.

Dalam perspektif sosiologi kriminal, kasus di Padang Pariaman itu disebut Erianjoni, tergolong kejahatan yang disebut dengan defensif mutilasi.

“Saya melihat bahwa di dalam perspektif sosiologi kriminal ini tergolong sebuah kejahatan yang disebut dengan depensif mutilasi ya. Depensif mutilasi itu adalah mutilasi yang dilakukan oleh para pelaku bisa biasanya psikopat itu dalam rangka menghilangkan jejak . Dan bisa saja terjadi dari bentuk namanya opensif mutilasi kalau tujuannya adalah untuk tujuan-tujuan seks ya,” jelas Erianjoni.

Sekretaris UNP itu juga menyebut, kasus Wanda adalah femisida. Kasus seperti ini disebut paling sering terjadi terhadap orang-orang terdekat.

“Ada yang menyebutnya dengan femisida ini, pembunuhan yang dilakukan oleh laki-laki pada perempuan ya dalam perspektif gender ini ya. Dan memang benar ya kalau kita lihat di dalam kasus-kasus mutilasi itu paling banyak memang dilakukan oleh orang-orang terdekat. Nah orang-orang terdekat itu diantaranya adalah pacar, teman, bawahan ya dalam hubungan ekonomi atasan bawahan, dan bisa saja tetangga ini,” katanya lagi.