Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) berdarah Batak, Zetro Leonadro Purba, tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) di Lima, Peru. Ternyata Zetro ditembak oleh pembunuh bayaran.
Kasus ini sendiri masih diselidiki oleh Otoritas Peru. Zetro sendiri tewas setelah ditembak tiga kali usai pulang bersepeda dengan istrinya pada Senin (1/9) malam waktu setempat.
Setelah terkena tembakan, Zetro sempat dilarikan ke rumah sakit. Karena kondisi luka parah, Zetro kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Otoritas Peru belum menyebutkan dugaan motif di balik penembakan maut itu. Namun, Malaver, seperti dilansir Associated Press, Rabu, (3/9/2025), mengatakan dalam rapat dengan para anggota parlemen Peru bahwa serangan itu merupakan “pembunuhan yang memenuhi syarat dalam bentuk pembunuhan bayaran”.
Kepolisian setempat telah merilis dua rekaman kamera pengawas yang menunjukkan seseorang yang mengenakan helm, yang diduga pelaku, melepas tembakan sebanyak dua kali ke arah Zetro, yang langsung tumbang ke tanah.
Rekaman kamera pengawas itu kemudian menunjukkan si terduga pelaku menembak staf KBRI itu untuk ketiga kalinya dan langsung melarikan diri dari lokasi dengan sepeda motor yang dikendarai oleh satu orang lainnya.
Malaver menambahkan bahwa tidak ada barang yang dicuri dari staf KBRI tersebut, yang baru tiba di Peru sekitar lima bulan lalu. Zetro memiliki seorang istri dan tiga anak.
“Mereka menunggunya dan peluru-peluru itu mengenai kepalanya; mereka ingin membunuhnya,” kata Malaver membahas tersangka penembakan tersebut.
Menlu RI Sugiono, dalam pernyataannya, menyerukan “investigasi menyeluruh, transparan, dan cepat, serta perlindungan semaksimal mungkin bagi para personel diplomatik dan warga negara Indonesia di Peru”.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Peru telah menegaskan bahwa pembunuhan staf KBRI itu “akan diselidiki secara menyeluruh dan semua bantuan serta perlindungan yang diperlukan akan diberikan” kepada Duta Besar dan staf KBRI.
Menlu Peru Elmer Schialer mengatakan kepada wartawan bahwa masalah utama Peru adalah “ketidakamanan” dan mengakui bahwa pembunuhan staf KBRI itu merupakan “satu lagi peringatan” terkait masalah semacam itu.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.